Ada Suntikan Dana Hingga 32 Milyar, PT Agro Kaltim Utama Belum Ada Laporan Keuangan

Beri.id, SAMARINDA– Kepala Biro Ekonomi provinsi Kaltim, Nazrin mengatakan ada satu Perusahaan Daerah (Perusda) yang bermasalah dari delapan Perusda dibawah pengawasan dan pertangung jawaban biro ekonomi.

Hal itu diungkapkan usai rapat dengar pendapat bersama dengan komisi II DPRD Kaltim di lantai 3 gedung D kantor DPRD Kaltim, pada Senin (02/12/2019).

dprdsmd ads

Disebutnya satu Perusda itu adalah PT. Agro Kaltim Utama (AKU). Perusda yang diketahui bergerak dibidang perkebunan ini belum menyampaikan laporan keuangan kepada Biro Ekonomi Kaltim.

Nazrin menyebutkan, pihaknya pernah memberikan penyertaan modal hampir Rp 32 miliar.

“Sampai saat ini hasilnya belum ada kelihatan, laporan keuangannya juga belum kami terima,”ungkapnya.

Menyoal itu, biro ekonomi akan membentuk tim investigasi berdasarkan surat keputusan Gubernur untuk melakukan pemeriksaan dilapangan terkait aset Perusda itu.

Dijadwalkan, komisi II DPRD Kaltim mestinya menggelar pertemuan bersama manajemen PT.AKU usai pertemuan dengan biro ekonomi. Namun pertemuan itu batal digelar karena tidak satupun perwakilan dari pihak manajemen yang hadir.

Ketidak hadiran mereka membuat anggota komisi II bertanya tanya. Akhmed Reza misalnya, ia mengaku telah mengetahui ketidakhadiran PT. AKU sebelum rapat bersama biro ekonomi.

“Kita tahu, namun apa penyebabnya, tidak ada. Masa tidak ada pertanggungjawabannya sih? Sampai-sampai biro ekonomi harus melakukan investigasi,” Heranya.

Politisi partai Gerindra ini menyebutkan, dari informasi yang dihimpun bahwa PT. AKU telah berhenti beroperasi sejak tahun 2014. Dipanggilnya untuk dengar pendapat ini kata Reza ingin mengetahui kelanjutan dari Perusda ini.

“Nah kita ini mau tahu kelanjutanya gimana, apa telah dibekukan atau bagaimana,” sesalnya.

Sama halnya juga disampaikan anggota komisi II dari fraksi PKB, Sutomo Jabir. Dirinya pun sangat menyayangkan ada Perusda tapi tiba tiba hilang.

Padahal kata Sutomo Jabir, Perusda itu menerima asupan dana dari pemerintah hingga 32 miliar.

“Inikan Perusda bukan perusahaan swasta ya, kok tiba-tiba hilang. Mana pertangungjawabanya? Kita juga menyayangkan Perusda-perusda yang masih terus mengharapkan asupan dari pemerintah, namun nihil kontribusi,” katanya.

Dirinya pun menanyakan bagaimana mekanisme penunjukan struktural perusda tersebut?.

“Mulai dari Komisaris sampai Direksinya. Ayolah mari kita kerja secara profesional,” tegasnya.

(Jr/*)