BERI.ID – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal, mengakui bahwa percepatan pemasangan layanan internet gratis tidak semulus perencanaan awal, hingga akhir Juni 2025, capaian riil baru menyentuh 153 desa dari total target 600 desa yang dijanjikan akan tersambung jaringan internet pada bulan Juli.
Infrastruktur dasar seperti listrik dan akses transportasi menjadi kendala utama, terutama di wilayah pedalaman dan 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Dari pemetaan terakhir, masih ada lebih dari 100 desa di Kaltim yang bahkan belum tersentuh aliran listrik.
“Kalau listrik saja belum ada, apalagi bicara sinyal. Membangun konektivitas di Kaltim tidak bisa disamakan dengan daerah-daerah yang secara infrastruktur sudah mapan. Jadi, ya memang tidak semudah yang dipikirkan,” ujar Faisal, di Kantor Diskominfo Kaltim, Jumat (4/7/2025).
Upaya penyambungan jaringan internet dilakukan melalui tiga skema teknis, fiber optik (FO) untuk wilayah yang sudah tersedia infrastruktur dasar, wireless radio untuk wilayah yang belum terjangkau FO, dan Starlink sebagai opsi terakhir untuk daerah-daerah dengan kondisi geografis ekstrem.
Beberapa vendor dilibatkan dalam pengerjaan proyek ini, termasuk Telkomsel, Indosat, hingga Icon Plus.
Faisal menyebut, untuk realisasi anggaran murni, program ini ditargetkan menjangkau 716 desa, dan sisanya 125 desa melalui anggaran perubahan.
Artinya, hingga akhir tahun, ada 841 desa yang ditargetkan akan memiliki akses internet gratis dari pemerintah provinsi.
Namun, untuk bulan Juli sendiri, capaian realistis yang kini sedang dikejar adalah 150 desa tambahan. Artinya, target 600 desa bisa dikejar hingga Agustus atau September, dengan catatan kondisi lapangan tetap bersahabat.
Lebih dari sekadar menyediakan jaringan internet, Faisal menekankan bahwa internet gratis desa adalah pondasi transformasi digital di sektor pendidikan, ekonomi kreatif, pelayanan kesehatan, dan reformasi birokrasi tingkat desa.
Namun, fondasi itu hanya akan kokoh jika persoalan mendasar seperti listrik, SDM, dan jarak tempuh bisa diselesaikan secara simultan.
“Infrastruktur digital harus dibangun di atas kesadaran bahwa tidak semua desa di Kaltim berada dalam posisi start yang sama,” tandasnya. (lis)