Perkuat Semangat Nasionalisme, Puji Setyowati Sosialisasi Wawasan Kebangsaan

Anggota DPRD Kaltim Puji Setyowati anggota DPRD Kaltim dari fraksi Demokrat saat melakukan sosialisasi Wawasan kebangsaan

SAMARINDA – Minimnya kepedulian terhadap nasionalisme atau wawasan kebangsaan menjadi atensi DPRD Kaltim. Legislator di Karangpaci rutin turun ke masyarakat untuk melakukan sosialisasi.

Seperti yang dilakukan oleh Puji Setyowati anggota DPRD Kaltim dari fraksi Demokrat, terbaru dia turun sosialisasi pada, Sabtu (13/05/2023) di Jalan Proklamasi A Rt 52 No.34.

dprdsmd ads

Puji Berharap, dengan rutin sosialisasi, masyarakat dapat memahami arti pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang didasarkan pada 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Sebab kata Puji, perkembangan kehidupan manusia dalam era globalisasi semakin mengarah pada kehidupan yang individualistik. Akibatnya, masyarakat terkadang menunjukkan sikap yang kurang peduli dalam memelihara, menjaga, serta mengembangkan wawasan kebangsaan.

“Jika situasi ini dibiarkan, lambat laun wawasan kebangsaan akan terkikis. Untuk itu, perlu diupayakan dengan serius untuk menggerakan memperkokoh wawasan kebangsaan di era globalisasi,”katanya.

Dalam sosialisasi tersebut Puji membawa dua Narasumber sekaligus, yaitu Jaidun selaku dosen Fakultas Hukum Universitas Widyagama, Samarinda, kemudian Gabriel Raja Tukan, selaku praktisi hukum.

Dalam paparannya Jaidun menyampaikan, tujuan dari wawasan kebangsaan adalah untuk mewujudkan semangat nasionalisme yang tinggi dari segala aspek kehidupan masyarakat dengan mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi, golongan, suku bangsa atau daerah.

Sebab kata dia, wawasan kebangsaan NKRI merupakan cara kita sebagai bangsa Indonesia dalam memandang diri dan lingkungan dalam mencapai tujuan nasional.

Wawasan kebangsaan disini pada hakekatnya adalah hasrat yang sangat kuat untuk bersama-sama mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi. Wawasan kebangsaan tidak dilandasi atas asal-usul kedaerahan, suku, keturunan, status sosial dan agama.

Lebih lanjut dia juga menyingung soal tantangan dalam keberagaman. Seperti munculnya kelompok-kelompok yang ingin merubah ideologi bangsa. Kemudian ancaman dari media sosial, kapan dan dimana saja bisa diakses.

“Masyarakat harus waspada, berhati-hati dalam menshare informasi yang tidak bisa dipastikan kebenarannya,”bebernya.

(ADV)