Sengkarut Persoalan Lubang Tambang, DPR Kaltim Tantang Dinas ESDM Buka Data

Beri.id, SAMARINDA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur mengelar Rapat Dengar Pendapat pada, Rabu (24/07/19) di Gedung E Lantai I Kantor DPRD Kaltim.

Rapat kali ini dengan agenda Pengelolaan dan Dampak Sektor Pertambangan Batu Bara dan Korban Anak di Ex-Lubang Tambang.

dprdsmd ads

Beberapa hal menjadi sorotan pada rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV, Rusman Yakum, diantaranya Penataan Ijin lingkungan, bertambahnya anak meninggal dilubang galian tambang.

Hal lain yang terkuak adalah adanya selisih data jumlah lubang bekas galian tambang hingga data jumlah anak yang Meningal akibat industri ekstraktif itu.

Terkait itu, Rusman Yakub menilai masih banyak hal yang belum jelas dipublis. Ia menantang agar Dinas ESDM berani membuka data agar pengawasan juga bisa berjalan efektif.

“Coba di ungkap saja setiap perusahaan, ada berapa, dan dimana saja lokasinya? “ Tantangnya.

Selama ini kan, kata Rusman Yakub, Distamben juga tidak memberikan informasi yang valid. “Mana saja tambang yang sudah ditutup, mana yang  belum. Tambang itu Punya siapa,? tambang mana saja yang akan diberi pagar pembatas. Kita masih kejar datanya,” katanya lagi.

Turut hadir dalam pertemuan adalah Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wahyu Widhi.

Dikonfirmasi terkait tantangan wakil rakyat itu, Ia mengatakan akan transparan soal itu namun begitu tidak telanjang bulat.

“Saya akan berikan nama-namanya sesuai hasil rekonsiliasi data final tanggal 13-14 Maret 2019, antara saya, phak Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Kementrian ESDM, dan didampingi oleh KPK juga,” imbuhnya.

Dirinya juga mengaku bingung dengan data yang dikeluarkan oleh salah satu LSM, juga meminta agar tidak terlalu percaya dengan data itu. terkait jumlah anak meninggal dilubang tambang, Ia menyebutkan bahwa ternayata bukan 35 orang tetapi 25 orang. disebutnya ada tiga data tidak sahih sementara 7 lainya bukan meninggal dilubang tambang.

“Saya minta agar tidak terlalu mempercayai data yang diberikan LSM, harap dikaji terlebih dahulu. Tapi data ini juga kita perlukan, karena mereka berasal dari masyarakat,” tutupnya. (*)