BERI.ID – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Kota Samarinda sudah delapan bulan berjalan, namun aspek sistem digital dan sosialisasi belum berjalan seefektif harapan.
Di lapangan, pelaksanaannya belum mencerminkan antusiasme besar dari warga Kota Tepian.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda mencatat, hingga awal Oktober 2025, hanya sekitar 20 ribu warga, yang telah memanfaatkan layanan ini di seluruh puskesmas.
Jumlah itu masih jauh di bawah potensi penduduk Samarinda yang mencapai lebih dari 800 ribu jiwa.
Kepala Dinkes Samarinda, Ismed Kusasih, mengakui stagnasi tersebut lebih disebabkan oleh lemahnya penetrasi informasi di masyarakat dan gangguan teknis pada sistem pelaporan digital.
Terlebih aplikasi Satu Sehat yang jadi basis pelaporan nasional sempat bermasalah, yang menyebabkan data dari sekolah dan puskesmas menjadi tidak terekam.
“Gangguan ini membuat capaian riil belum sepenuhnya tercermin dalam data nasional,” ujarnya, Selasa (21/10/2025).
Namun, Ismed memastikan kegiatan CKG terus berjalan, terutama di lingkungan sekolah dan kegiatan massal.
Pemeriksaan di sekolah-sekolah pun mulai menunjukkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah peserta.
“Dari pelajar justru responnya bagus. Begitu datanya sudah masuk penuh, kita akan lihat lonjakannya signifikan,” tambahnya.
Lanjutnya, masih banyak warga yang belum memahami manfaat CKG atau bahkan belum mengetahui cara mengaksesnya.
Ismed menegaskan, pihaknya akan terus memperkuat sosialisasi di tingkat kelurahan dan komunitas agar program ini benar-benar menyentuh masyarakat bawah.
Apalagi, bulan ini Samarinda menjadi salah satu kota yang disupervisi langsung oleh Kementerian Kesehatan.
“Supervisi dari pusat akan membantu memperbaiki sistem dan mempercepat sinkronisasi data. Kami optimis, dalam waktu dekat partisipasi warga akan meningkat tajam,” pungkasnya. (lis)
