Revitalisasi Antibanjir Rp9 Miliar di Pampang, Target Desember Tapi Hingga Kini Masih 38 Persen

Kolam Retensi Pampang. (Foto: Lisa/beri.id)

BERI.ID – Pembangunan Kolam Retensi Pampang yang berluaskan 70 hektare dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2025 sebanyak Rp9 Miliar, hingga saat ini baru capai 38 persen.

Target penyelesaian tahap pertama pada Desember dinilai Kontraktor Pelaksana, PT Kinawa Karya Mandiri cukup berat, meskipun kontraktor berencana menambah armada alat berat untuk mempercepat pekerjaan.

Manajer Team Leader Kolam Retensi Pampang, Iwan Sukendro, saat dikonfirmasi media ini mengakui pada tahap awal ini, pekerjaan baru mencakup sekitar 3,2 hektare ditambah 4,5 hektare, sehingga totalnya masih jauh dari target akhir.

Ia juga mengakui adanya sejumlah kendala, terutama akses jalan yang jauh serta kondisi tanah berlumpur yang memperlambat pengerjaan.

Saat ini, alat berat yang digunakan baru dua unit, termasuk satu ekskavator.

“Untuk mempercepat ini, kami berencana menambah satu unit alat berat lagi agar proses pembangunan bisa sesuai target,” ujarnya, di Lokasi Kolam Retensi Pampang, Desa Pampang, Senin (29/9/2025).

Untuk kapasitas air yang bisa ditampung, rencana awalnya mencapai 2,1 juta meter kubik. Namun pada tahap pertama, target kapasitasnya sekitar 1,8 juta meter kubik, menyesuaikan dengan pengerjaan awal seluas 1,5 hektare.

Secara keseluruhan, kolam retensi Pampang direncanakan memiliki luas hingga 70 hektare.

“Jalan kita ini cukup jauh, tanah-tanah lumpur, jadi agak lama,” bebernya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyoroti metode kerja kontraktor yang dinilainya berpotensi menimbulkan pemborosan biaya.

“Kami minta ada koreksi dalam teknis pekerjaan. Jangan sampai terjadi double cost karena material hanya dipindahkan sementara tanpa dibuang keluar lokasi. Itu bisa menimbulkan pekerjaan dua kali,” tegasnya.

Terkait pembangunan Kolam Retensi itu sendiri juga ditekankan Deni harus benar-benar maksimal agar tujuan utamanya, yakni pengendalian banjir, dapat tercapai.

Pembangunan kolam ini katanya menjadi langkah penting untuk mengurangi limpasan air dari wilayah perbatasan dengan Kutai Kartanegara, termasuk dari arah Bandara, Sungai Siring, dan Pampang.

“Jangan sampai kolam yang sudah dibangun tidak bisa berfungsi optimal. Kita harapkan kolam ini menjadi solusi strategis untuk mencegah banjir di Samarinda,” ucapnya.

Deni menjelaskan, penyebab banjir di Samarinda selama ini hanya ada dua, limpasan air dari daerah sekitar, khususnya Kukar, serta banjir rob akibat naiknya permukaan air sungai.

Karena itu, keberadaan kolam retensi diharapkan bisa menjawab salah satu akar masalah utama banjir di kota ini.

“Kalau dua sumber itu tidak ditangani dengan serius, kita akan terus jadi kota langganan banjir,” tandasnya. (lis)

Exit mobile version