SMP 27, SD 13, dan SMP 24 Batal Relokasi, Sementara SMP 48 Masih di Opsi Relokasi

Ketua Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) Samarinda, Syaparudin. (Foto: Lisa/beri.id)

BERI.ID – Dari hasil evaluasi lapangan, SMP 48 Proklamasi, SMP 27 Batu Cermin, dan SMP 24 Suryanata, Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) Samarinda, menyimpulkan bahwa sebagian besar sekolah tidak perlu direlokasi.

Relokasi menurut Ketua TWAP Samarinda, Syaparudin bukan jawaban yang tepat, sebab saat pihaknya turun langsung ke lapangan, ditemukan akar permasalahan bukan pada lokasi sekolah.

Untuk kasus SMP 27 Batu Cermin misalnya, tanah longsor bisa diatasi dengan penataan ulang kontur dan penguatan lereng menggunakan alat berat.

Oleh karenanya tidak perlu dipindahkan.

Sementara untuk SD 13 dan SMP 24 yang sama-sama berlokasi di Jalan Suryanata, penyebab utama genangan bukan karena posisi sekolah yang salah, melainkan buruknya sistem drainase yang mengalir dari kawasan permukiman dan TPA Bukit Pinang.

Air bercampur sampah yang mengalir melalui parit kecil di belakang sekolah menjadi sumber utama genangan dan bau menyengat yang mengganggu aktivitas belajar.

“Problemnya ada di drainase. Jadi yang harus diperbaiki adalah aliran airnya, bukan memindahkan sekolahnya,” tegasnya, Jumat (7/11/2025).

Langkah yang direkomendasikan TWAP adalah revitalisasi total sistem drainase di kawasan Suryanata.

Pekerjaan akan mencakup pelebaran saluran kecil di sekitar sekolah, penutupan pintu air yang selama ini menjadi jalur masuk air dari TPA Bukit Pinang, serta pembangunan drainase utama dari simpang tiga Jalan Kadrie Oening hingga ke kawasan Gunung, dekat TPA lama.

Drainase tersebut akan terintegrasi langsung dengan saluran utama di Jalan Suryanata.

Selain itu, Pemkot juga akan membangun drainase internal di halaman sekolah SMP 24, yang berfungsi mengalirkan air limpasan langsung menuju sungai di depan sekolah.

Skema ini diproyeksikan mampu menekan potensi genangan secara permanen tanpa perlu meninggikan bangunan sekolah.

“Kalau air sudah tidak masuk lagi, tidak perlu meninggikan bangunannya. Cukup tata lingkungan agar lebih nyaman untuk siswa beraktivitas,” kata Syaparudin.

Untuk jangka pendek, TWAP bersama Dinas PUPR Samarinda menargetkan pengerjaan awal seperti penutupan pintu air dan pengerukan drainase kecil di sekitar sekolah pada tahun depan.

Sedangkan perbaikan drainase utama di Jalan Suryanata akan dibahas lebih lanjut bersama Wali Kota untuk penentuan anggarannya.

“Kita rekomendasikan agar drainase besar di sepanjang Jalan Suryanata sampai Gunung dibangun ulang. Ini penting karena banjir di sekitar SD 13 dan SMP 24 itu sumbernya saling terhubung,” ungkapnya.

Adapun untuk SMP 48 Proklamasi, TWAP masih mendiskusikan opsi pemindahan karena sekolah ini berada satu lokasi dengan SD, sehingga aktivitas dua jenjang pendidikan kerap saling bertabrakan.

“Kita sedang mencari lahan baru agar SMP dan SD tidak lagi bercampur dalam satu kompleks,” tutupnya. (lis)

Exit mobile version