Tantangan MBG di Daerah Mulai Kelihatan! Salah Satunya soal Ketergantungan Bahan Pangan

Potret pelaksanaan MBG di SDN 002 Samarinda. (Foto: Lisa/beri.id)

BERI.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Samarinda masih minim ketersediaan bahan pangan pokok dan penting (bapokting), dengan 80 persen masih ketergantungan dari luar daerah.

Hal itu disampaikan Wali Kota Samarinda Andi Harun, dengan pasokan bahan pangan pokok yang paling disorot adalah telur.

Satu dapur MBG saja, kata dia, membutuhkan sekitar 3.000 butir telur setiap hari untuk memenuhi kebutuhan menu bergizi bagi anak-anak sekolah.

Jika seluruh 74 dapur yang direncanakan beroperasi penuh, maka kebutuhan harian bisa melonjak hingga lebih dari 200 ribu butir telur.

Ia mengakui tantangan yang dihadapi cukup berat, terutama karena rantai pasok pangan di Kaltim belum mandiri.

“Sekitar 80 persen bahan makanan pokok kita masih bergantung dari luar daerah. Ketersediaan bahan baku kita belum berkelanjutan,” ujar Andi Harun, di Go Mall Samarinda, Kamis (6/11/2025).

Pihaknya kemudian membentuk Satgas Percepatan Pelaksanaan MBG dan tengah membangun dashboard digital, yang dapat memantau ketersediaan stok bahan pangan di setiap dapur secara real-time.

“Nanti masyarakat juga bisa ikut memantau. Jadi kita bisa mitigasi lebih cepat jika ada dapur yang mulai kekurangan bahan,” jelasnya.

Menjawab persoalan bapokting, Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama Badan Gizi Nasional (BGN), Nyoto Suwignyo, menegaskan bahwa Kota Tepian perlu melalukan beberapa hal.

Mulai dari mengatasinya melalui kolaborasi lintas wilayah dan lintas sektor.

Ia menyebut, koordinasi antara pemerintah kabupaten, kota, provinsi hingga pusat sangat dibutuhkan agar distribusi pangan dapat berjalan cepat dan merata.

“Kami sudah menyarankan memang semuanya harus berkolaborasi. Yang paling ideal adalah setiap daerah menyiapkan bahan bakunya sendiri,” tuturnya.

Kota Tepian juga dapat memanfaatkan sistem berbasis aplikasi yang sedang disiapkan BGN, ke depan akan dimungkinkan setiap daerah memantau ketersediaan stok bahan pangan di pasar dengan lebih mudah.

“Kami akan siapkan secermat-cermatnya dengan menggunakan aplikasi sehingga semua daerah bisa tahu di mana stok-stok pasar yang tersedia dan itu mempermudah situasi dan kondisi jika memerlukan percepatan dan kecepatan kebutuhan untuk bahan baku,” paparnya.

Selain itu, Pemkot Samarinda dikatakannya dapat memanfaatkan aset milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai lokasi dapur MBG sebagai contoh konkret pemanfaatan aset publik yang produktif.

“Untuk manfaat yang lebih baik, karena saat ini kan situasi kondisinya agak kosong dengan pemanfaatan aset itu berarti asetnya tidak nganggur lagi, bisa dimanfaatkan dengan baik,” tutupnya. (lis)

Exit mobile version