TBC Jadi Ancaman Serius di Samarinda, 1.645 Kasus Sepanjang Tahun 2025

Kepala Dinkes Samarinda, Ismid Kusasih. (Foto: Lisa/beri.id)

BERI.ID – Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda mencatat, sepanjang 2024 ditemukan 4.042 kasus tuberkulosis (TBC) dari 16.689 warga yang diperiksa.

Dari jumlah itu, 145 orang dinyatakan meninggal dunia.

Januari–Agustus 2025 ini juga sudah ada 1.645 kasus baru dari 11.447 terduga TBC, dengan angka kematian mencapai 44 jiwa hingga September 2025.

Kepala Dinkes Samarinda, Ismid Kusasih, menegaskan bahwa TBC kini menjadi salah satu prioritas penanganan kesehatan nasional yang masuk dalam program Asta Cinta Presiden Prabowo Subianto.

Salah satu strategi utama ialah Active Case Finding (ACF) atau pencarian kasus aktif melalui deteksi dini.

“Masalah nasional untuk TBC adalah rendahnya penemuan kasus. Secara umum di Indonesia masih di bawah 70 persen. Alhamdulillah, di Samarinda penemuan kasus kita bisa di atas 70 persen,” jelas Ismid, belum lama ini.

Lanjutnya, kunci keberhasilan menekan angka kematian TBC ada pada screening yang masif.

Tanpa deteksi dini, penderita bisa terlambat mendapat pengobatan dan berujung fatal.

“Semakin cepat kita temukan, semakin cepat kita obati. Kalau terlambat, penyakitnya semakin berat dan bisa menyebabkan kematian,” tegasnya.

Ismid menjelaskan, penularan TBC sangat erat kaitannya dengan faktor kebersihan, daya tahan tubuh, dan gaya hidup. Karena TBC menular lewat pernapasan, penggunaan alat pelindung diri (APD) juga penting untuk mencegah penyebaran.

“Strategi kita jelas, memperbanyak screening. Ini seperti yang dilakukan negara-negara maju. Begitu ditemukan, langsung diobati agar tidak menjadi bahaya yang lebih besar,” tambahnya.

Selain TBC, Ismid juga menyoroti kaitannya dengan penyakit lain, terutama HIV. Ia menekankan pentingnya pasien HIV rutin berobat agar tidak semakin rentan terhadap TBC.

“Di Samarinda, semua 26 puskesmas sudah bisa memberikan pengobatan HIV, ditambah rumah sakit dan klinik swasta. Kerahasiaan pasien juga kami jamin, bahkan ada jam khusus layanan HIV di puskesmas,” pungkasnya. (lis)

Exit mobile version