Daerah  

Tiga Tahun Tak Jelas Pembangunannya. Alumni, Guru dan Siswa SMPN 1 Tenggarong Lakukan Protes

TENGGARONG – SMPN 1 Tenggarong yang sejak tahun 2015 lalu dibongkar dengan janji akan di rehab oleh pemerintah daerah belum juga tampak progresnya, hingga saat ini aktivitas belajar mengajar pada sekolah tersebut bergantung pada sekolah lain yang berkenan meminjamkan gedungnya. Selain itu batasan waktu yang di berikanpun hanya 3 Setengah Jam, mulai dari 14:00 Wita sampai dengan 17:30 Wita.

Atas kejadian tersebut salah seorang alumni dari SMPN 1 Tenggarong, Bayu Eka Yuliana memberikan tanggapannya melalui status “NASIB GEDUNG SMPN1 TGR: NEGARA CUMA BISA BONGKAR?” pada akun Facebook miliknya.

Dalam statusnya tersebut, Bayu menyerukan agara seluruh Alumni SMPN 1 Tenggarong untuk turut bergerak memikirkan nasib Alamamaternya tersebut serta menyayangkan sikap pemerintah dalam penanganannya.

Selain itu ajakan kepada alumni dan masyarakat untuk melakukan gerakan pengumpulan koin sebagai bentuk kritik lembut terhadap pemerintah juga Ia sampaikan. Status Bayu inipun dibanjiri ratusan like dan komentar dari alumni, kolega, dan netizen luas hingga saat ini.

“Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan,” tulisnya.

Bayu berpesan untuk segera bergerak dan tak perlu menyoal siapa yang harus dipersalahkan.

Bayu yang juga merupakan dosen salah satu kampus di Bogor dan Kandidat Doktor itu, mengungkapkan ada kesalahan nalar perencanaan. Istilah “Gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan,” terjadi dalam ‘trajektori’ proyek sarana pendidikan ini.
Menurut nya, jika negara sudah berani bongkar total gedung itu, artinya perencanaan yang dibuat seharusnya sudah sudah jelas.

“Nah ini gedung sudah dibongkar total tapi selama 3 tahun tak jelas pembangunannya. Ada yang salah dari proses ini. Tapi saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa, Mari kita berjuang bersama. Kasian anak-anak SMPN 1 Tenggarong harus belajar dalam suasana yang kurang nyaman,” ungkapnya.

Alumni SMPN 1 Tenggarong yang tegabung dalam wadah Ikatan Keluarga Alumni (IKA) SMPN 1 Tenggarong telah melakukan Musyawarah Besar IKA SMPN 1 Tenggarong pada 7 Juli 2018 lalu. Salah satu tujuannya adalah respon terhadap kebutuhan untuk mengorganisir alumni dalam rangka menguatkan jejaring untuk mendukung perjuangan pembangunan SMPN 1 Tenggarong.

Hasilnya, Safliansyah, SH, MH yang merupakan dosen Universitas Kutai Kartanegara terpilih sebagai Ketua IKA SMPN 1 Tenggarong. Dan pada 8 Juli 2018 di tetapkan Sekretaris IKA SMPN 1 Tenggarong adalah Mahendra, yang didukung oleh alumni lintas angkatan.

Pada saat yang sama, seluruh alumni, para guru, dan siswa melakukan aksi simpatik di aera Car Free Day di Tenggarong. Aksi diisi dengan mengumpulkan tanda tangan, sebagai bukti dukungan moral kepada SMPN 1 Tenggarong.

Aksi tersebut juga sekaligus meminta pemerintah untuk segera bertanggung jawab mempercepat pembangunan Gedung SMPN 1 Tenggarong. “Kami akan tunggu respon pemerintah atas permasalahan ini. Jika tidak ada tanda-tanda progresif dan cepat-cerdas kami akan tempuh jalur lain untuk perjuangan ini,” tegas Bayu. (Fran)

Exit mobile version