Undian Pertengahan Desember, Pedagang Pasar Pagi Masih Was-Was Tanpa Kepastian

Pasar Pagi Samarinda. (Foto: Lisa/beri.id)

BERI.ID – Kegelisahan pedagang terkait kepastian penempatan di Pasar Pagi kembali mencuat. Salah satunya, Nurul, pedagang lama yang kini masih berjualan di Segiri Grosir.

Meski sudah berjualan sejak 2007 dan memiliki empat lapak yang ia beli dari pihak swasta, CV Khaidir, kepastian kapan ia bisa kembali ke Pasar Pagi hingga kini tak kunjung ia dapatkan.

Nurul mengaku bahwa satu-satunya pegangan yang ia miliki saat ini hanyalah satu Surat Keterangan Tempat Usaha Berjualan (SKTUB).

Namun ia menegaskan bahwa data lapaknya sudah terinput di sistem Dinas Perdagangan (Disdag).

Informasi itu ia peroleh secara langsung saat pengambilan undangan sosialisasi beberapa waktu lalu.

“Dari Dinas Perdagangan, saat pembagian undangan sosialisasi. Pas ambil undangan sekalian kemarin kami tanyakan data kami. Petak kami sudah terdata masuk database,” ujarnya, kepada tim redaksi, Senin (24/11/2025).

Hingga kini ia mengakui belum ada pemberitahuan detail tentang skema pemindahan, pembagian lapak baru, dan kepastian berjualan kembali.

“Ini mulai jualan setelah undian ya? Kami belum tau lagi,” ungkapnya.

Kepala Dinas Perdagangan Samarinda, Nurrahmani, sebelumnya mengakui bahwa proses pendataan pedagang masih jauh dari kata tuntas.

Dari total sekitar 2.500 slot lapak yang disiapkan, timnya masih merapikan data pedagang aktif untuk memastikan tidak ada manipulasi atau klaim ganda.

Ia menegaskan prinsip pendataan baru sangat jelas, lapak hanya akan diberikan kepada pedagang yang benar-benar berjualan, bukan pemilik yang menimbun unit dan menjadikannya aset sewaan.

“Misal punya tiga lapak, dua disewakan. Bisa jadi pemilik awal hanya dapat satu, penyewa juga dapat. Tidak bisa semua diklaim pemilik awal,” tegasnya.

Pendataan, penetapan, hingga skema sewa ditargetkan rampung akhir tahun ini.

Nurrahmani menyebut bahwa pengundian lapak ditargetkan mulai pertengahan Desember.

Sementara itu, regulasi pengelolaan baru Pasar Pagi masih dalam tahap perampungan.

Aplikasi khusus untuk pendaftaran pedagang pun belum final, yang ditargetkan selesai akhir bulan ini.

Artinya aplikasi itu ditarget rampung sebelum undian lapak.

Jika disetujui, aplikasi akan dilengkapi tutorial agar pedagang dapat mendaftar sekaligus mengikuti proses pengundian secara digital.

“Minimal pertengahan Desember sudah mulai pengundian,” ujarnya.

Gedung Pasar Pagi yang baru dibangun nanti memiliki penataan zonasi jelas dan fasilitas lengkap:

– Lantai dasar area parkir.
– Lantai 1: pedagang basah (ikan, daging, sayur).
– Lantai 2: pedagang ayam, sayuran, produk pertanian.
– Lantai 3–4: pedagang emas, aksesori.
– Lantai 5–7: pedagang grosir pakaian & perlengkapan rumah tangga.

Bangunan ini juga dilengkapi 20 unit eskalator, serta dua lift untuk penumpang dan barang.

Ukuran lapak bervariasi dengan ukuran yang berbeda sesuai kebutuhan: 1,2 × 2 meter, 2 × 1,5 meter, 2 × 2 meter, 4 × 4 meter, hingga 4 × 8 meter, untuk kios besar.

Setiap pedagang dipastikan hanya akan membayar retribusi sebesar Rp4 ribu per hari, ini artinya tanpa biaya sewa.

Fasilitas lainnya, mulai dari penerangan, eskalator, lift, hingga sistem kelistrikan, ditanggung pemerintah. (lis)

Exit mobile version