Isu Ompreng Impor China di Program MBG Diduga Kandung Minyak Babi, Dinkes Samarinda Masih Tunggu Kepastian

Ket foto: Potret ompreng yang masih digunakan di SPPG Samarinda Ulu 2. (Foto: Lisa/ beri.id)

BERI.ID – Wadah makan atau ompreng yang digunakan dalam program Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga berasal dari pabrik di wilayah Chaoshan, Guangdong, China, dengan kualitas meragukan.

Ompreng itu berbahan tipe 201 yang berpotensi mengandung kadar mangan tinggi serta residu minyak babi (lard) dan tidak sesuai untuk makanan asam.

Di Kota Samarinda sendiri, penggunaan ompreng dalam program MBG masih berlangsung.

Namun, Wakil Ketua SPPG Samarinda, Sirajul Amin mengatakan, bahwa pengadaannya bukan melalui Badan Gizi Nasional (BGN) pusat, melainkan dari mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) masing-masing wilayah.

Mitra yang dimaksud Sirajul, salah satunya seperti CV Ratna Akbar, yang menjadi mitra program MBG di wilayah Samarinda.

“Kami masih menggunakan ompreng. Untuk pengadaan ompreng bukan dari BGN, tapi dari masing-masing mitra SPPG,” ujarnya kepada pewarta media ini, Senin (8/9/2025).

Hingga saat ini, ia mengaku pihaknya masih menunggu arahan resmi dari BGN pusat.

“Kami masih menunggu info dari BGN pusat,” bebernya.

Di sisi lain, Kepala SPPG Samarinda Ulu 2, Thiara Chikita, menegaskan Dinas Kesehatan Samarinda sebelumnya telah berkunjung untuk melakukan uji sampel wadah makanan pada 27 Agustus lalu.

Namun, hingga kini hasil uji belum diterima.

“Untuk hasil uji sampel makanan, kami belum diberikan kabar oleh Dinkes,” katanya.

Thiara menambahkan bahwa meski uji laboratorium belum keluar, uji kelengkapan dan kelayakan bangunan penyelenggara MBG sudah dilakukan dengan hasil cukup baik.

“Hasil uji kelayakan bangunan mencapai 97 persen,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, Ismid Kusasih saat disinggung terkait hasil uji laboratorium terhadap SPPG Samarinda Ulu 2 hanya menjawab dengan singkat.

Ia mengakui hingga kini belum menerima informasi lanjutan dari tim Dinkes Samarinda yang telah turun ke lapangan.

Padahal, hasil uji laboratorium sebelumnya dijanjikan selesai dalam tiga hari dan seharusnya sudah keluar pada 30 Agustus 2025.

“Laporannya belum saya terima, nanti saya kabarkan,” tutupnya.

Sebagai informasi, isu dugaan penggunaan minyak babi dalam proses produksi baki stainless steel asal China turut muncul di media.

Kabar tersebut mencuat setelah laporan investigasi dari Indonesia Business Post menyinggung adanya potensi pelanggaran standar halal pada produk impor yang disebut-sebut dipakai dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). (lis)

Exit mobile version