Mitigasi Longsor di Selili Dinilai Belum Optimal, Komisi III Minta Pemerintah Perkuat Edukasi Warga

Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar.

SAMARINDA — Anggota DPRD Kota Samarinda kembali menyoroti kerentanan bencana di Kelurahan Selili setelah insiden longsor kembali terjadi di kawasan tersebut. Ketua Komisi III, Deni Hakim Anwar, menegaskan bahwa karakteristik geologi Selili membuat wilayah itu memerlukan perhatian khusus, terutama pada musim hujan.

Deni mengungkapkan bahwa Selili berada di area patahan dengan kondisi tanah yang mudah bergeser. Struktur geologi seperti ini, kata dia, menyebabkan risiko longsor meningkat dibandingkan kawasan lain.

“Kawasan Selili itu memiliki tanah yang sangat labil. Saat curah hujan tinggi, pergerakan tanah lebih cepat terjadi karena wilayah itu berada pada zona patahan,” jelasnya, Senin (24/11/2025).

Ia menyebut pemerintah telah memasang sejumlah plang peringatan di titik-titik rawan, namun upaya mitigasi tidak bisa berhenti pada pemasangan tanda bahaya semata. Menurut Deni, pemahaman masyarakat mengenai langkah-langkah keselamatan harus menjadi fokus utama.

“Edukasi kepada warga itu yang paling krusial. Mereka harus tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi longsor, bagaimana evakuasinya, dan di mana titik aman,” tegasnya.

Deni juga menyoroti tantangan sosial di lapangan. Banyak warga tetap tinggal di permukiman lereng meski risiko longsor tinggi, karena faktor kenyamanan dan hubungan sosial yang sudah terbentuk.

Sebelumnya, Forum Risiko Bencana Kota Samarinda turut melakukan sosialisasi langsung di kawasan tersebut, termasuk pendampingan dari dirinya. Ia mendorong lurah dan camat lebih aktif mengeluarkan peringatan dini, terutama ketika hujan berlangsung cukup lama.

“Selili ini secara geologi termasuk wilayah patahan. Karena itu kami minta aparat kelurahan dan kecamatan lebih intens memberi peringatan kepada masyarakat,” imbuhnya.

Deni Hakim Anwar berharap risiko bencana di Kota Samarinda bisa ditekan ke depannya.

“Kondisi geografis kota yang dikelilingi sungai dan perbukitan membuat ancaman longsor dan banjir tidak bisa dihilangkan sepenuhnya,” pungkasnya. (Adv/Dprd Samarinda)

Exit mobile version