Samarinda – DPRD Samarinda melalui Ketua Komisi IV, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menegaskan pentingnya perguruan tinggi di Samarinda memperkuat kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Hal itu disampaikannya pada akhir September 2025 sebagai upaya menjawab tantangan lulusan perguruan tinggi yang belum sepenuhnya siap bersaing di pasar kerja.
Menurut Novan, arah pendidikan tinggi tidak boleh berhenti pada pencapaian akademik semata. Ia menekankan bahwa lulusan harus memiliki kompetensi sesuai kebutuhan nyata, baik di sektor swasta maupun pemerintahan.
“Perguruan tinggi harus menyiapkan lulusannya sesuai kebutuhan. Jangan hanya fokus pada akademik, tapi juga memperhatikan kompetensi yang dibutuhkan di lapangan,” ujarnya, (28/09/3/2025).
Lebih jauh, ia mencontohkan bahwa peluang dalam rekrutmen aparatur sipil negara (ASN) akan lebih besar jika lulusan memiliki keterampilan relevan dengan formasi yang tersedia. Karena itu, koordinasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan dunia usaha menjadi krusial untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang diakui hingga level nasional.
Novan juga menyoroti perlunya kampus menyesuaikan kurikulum dengan proyeksi kebutuhan tenaga kerja lima hingga sepuluh tahun ke depan. Menurutnya, strategi ini akan membantu mengurangi kesenjangan antara lulusan dan dunia kerja.
“Kalau kita bisa memetakan kebutuhan jangka panjang, maka lulusan akan lebih mudah diterima. Jangan sampai banyak sarjana, tapi minim peluang kerja,” tegasnya.
Selain kompetensi teknis, ia menekankan pentingnya soft skill, kemampuan adaptasi, dan keterampilan praktis. Dunia kerja, katanya, kini menuntut lebih dari sekadar teori.
“Generasi muda harus mampu beradaptasi dengan teknologi dan tuntutan industri,” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan, DPRD Samarinda berkomitmen memfasilitasi dialog antara kampus, pemerintah kota, dan pelaku usaha. Tujuannya agar arah pendidikan di Samarinda benar-benar sejalan dengan kebutuhan pembangunan daerah dan nasional.
“Kolaborasi ini bukan hanya soal meningkatkan kualitas lulusan, tapi juga bagaimana pendidikan bisa berkontribusi langsung bagi pembangunan kota,” pungkas. (Adv/DPRD Samarinda)